2,486 views Revitalisasi Sungai Citarum Melalui Pemberdayaan Masyarakat - KEHATI KEHATI

Revitalisasi Sungai Citarum Melalui Pemberdayaan Masyarakat

  • Date:
    26 Feb 2021
  • Author:
    KEHATI

Sebagai sumber air bagi industri dan masyarakat di Kota Bandung, Purwakarta, Jakarta, Karawang dan Bekasi, fungsi Sungai Citarum sangat penting bagi kehidupan. Namun kepeduliaan terhadap kebersihannya seolah terabaikan.

 

Hal ini terlihat dari status polusi berat yang disebabkan oleh limbah industri, limbah domestik, dan limbah pertanian. Hal hasil, pada tahun 2018 oleh World Bank, Sungai Citarum dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia. Yayasan KEHATI bersama mitra melihat perlu ada pendekatan berbeda dari yang dilakukan oleh Satgas Citarum Harum.

 

Sebenarnya program revitalisasi Sungai Citarum sudah dilakukan oleh Pemprov Jabar dan beberapa pemangku kepentingan yang lain, salah satunya yaitu dengan terbentuknya Program Citarum Harum pada tahun 2018.

 

Untuk mendukung program tersebut, PT Bank HSBC Indonesia (HSBC), Yayasan KEHATI, dan GIF (Green Initiative Foundation) menginisiasi projek bertajuk Revitalisasi dan rehabilitasi Sungai Citarum Sebagai Sumber Kehidupan Berkelanjutan (Revive Citarum) untuk periode 2019-2020.

 

Kegiatan yang dilakukan dalam program revitalisasi Sungai Citarum adalah pendampingan industri dan masyarakat di sekitar aliran sungai Citarum bagian tengah dengan target penerima manfaat sebanyak 250 industri dan 470 ribu masyarakat setempat.

 

Luasan intervensi mencakup 22 km2 sepanjang aliran sungai Citarum bagian tengah. Kegiatan Revive Citarum dilaksanakan dengan bermitra dengan Green Initiative Foundation dan Satgas Citarum Harum di tingkat lokal.

 

Pada periode Januari-Maret 2020 dilakukan sejumlah pertemuan dan sosialisasi kepada masyarakat terkait upaya pemilahan dan pengurangan sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga di tujuh RW (Rukun Warga) di desa Bojongsari, Bandung.

 

Program pemilahan sampah melibatkan 87 Kepala Keluarga (KK) yang melakukan pemilahan dan pengelolaan 6 sampah secara aktif. Selain itu juga telah dilakukan pembuatan lubang biopori sebanyak 150 buah untuk membantu proses pengomposan sampah organik.

 

“Dari beberapa strategi yang dilakukan, pengelolaan sampah rumah tangga menjadi solusi yang signifikan untuk mengurangi tingkat polusi Sungai Citarum. Oleh karena itu kami terus mendorong program pemberdayaan masyarakat yang tingggal di sekitar aliran sungai,” ujar Manajer Ekosistem Kehutanan Yayasan KEHATI Imanuddin Utoro dalam siaran persnya, Selasa 23 Februari 2021.

 

Dikatakannya, pemanfaatan limbah organik sebagai pakan belatung Black Soldier Fly juga dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Pada saat ini lanjut dia, telah dibangun instalasi rumah maggot Black Soldier Fly (BSF) di RW 12 desa Bojongsari untuk mengelola sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat.

 

“Kandang yang dibangun berukuran 3×5 meter, berisi 100 reaktor maggot, yang mampu mengelola pupuk organik sebanyak 3 ton per bulan. Maggot yang dihasilkan selanjutnya dapat dijual sebagai pakan ikan. Meskipun demikian saat ini kandang maggot belum sampai tahap menghasilkan maggot yang cukup untuk dijual, masih pada tahap untuk menghancurkan sampah organik rumah tangga,” terangnya.

 

Selain menggunakan maggot BSF, pengelolaan sampah juga dilakukan dengan metode pengomposan. Pada saat ini telah dibuat sebanyak 90 tong komposter dengan kapasitas masing-masing 200 liter yang dibagikan kepada masyarakat di desa Bojongsari.

 

Artikel ini telah tayang di galamedia.pikiran-rakyat.com